PEMROSESAN
TRANSAKSI DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
A.
DEFINISI
Pengawasan Intern (Internal
Control) dalam arti sempit adalah: pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan
mendatar (croosfooting) maupun menurun (footing).
Sedangkan dalam arti luas
adalah: pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi
meliputi semua alat-alat manajemen untuk mengadakan pengawasan.
Sedangkan menurut AICPA
(American Institute Of Certified Public Accountans) Kalau di Indonesia IAI
(Ikatan Akuntansi Indonesia), Pengawasan Intern itu meliputi struktur
organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan di dalam perusahaan , memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, memajukan efesiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Pengendalian Intern
(Internal Control) adalah: “suatu proses, dijalankan oleh dewan komisaris,
managemen, dan karyawan lain dari suatu entitas, dirancang untuk memberikan
jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori sbb:
1. Keandalan
Pelaporan Keuangan
2. Kepatuhan
terhadap Undang-undang dan peraturan yang berlaku
3. Efektifitas
dan Efesiensi operasi
Defenisi diatas menunjukkan
bahwa suatu sistem pengawasan intern yang baik itu akan berguna untuk:
1. Menjaga
keamanan harta milik suatu organisasi
2. Memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Memajukan
efesiensi dalam operasi
4. Membantu
menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Tanggung jawab untuk
menyusun suatu pengawasan intern itu terletak pada manajemen, begitu juga
dengan pengawasan intern yang baik.
B.
PENTINGNYA
PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern
diperlukan diantaranya untuk mengurangi eksposur-eksposur ( eksposur adalah:
pembongkaran, pembeberan. Pembukaan, kedapatan)
Contohnya: Penipuan dan
Penggelapan, akuntansi tidak akurat, pendapatan menurun, sanksi perundangan,
biaya berlebihan, kehilangan aktiva (pencurian), kalah kompetitif.
C.
SIKLUS
TRANSAKSI
Anlisis
eksposur sering berkaitan dengan konsep siklus transaksi, 4 skilus transaksi:
1.
Siklus
PENDAPATAN (Revenue Cycle)
a. Pelanggan
diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen
b. Harga
dan syarat barang dan jasa yang dilakukan harus diotorisasi sesuai dengan
kriteria manajemen
c. Seluruh
pengiriman barang dan jasa yang
dilakukan harus tervermin dalam penagihan kepada pelanggan.
d. Penagihan
ke pelanggan harus diklasifikasikan, diiktisarkan dan dilaporkan secara akurat.
2.
Siklus
PRODUKSI (Production Cylce)
a. Rencana
produksi harus diotorisasi sesuai kriteria manajemen
b. Harga
pokok produksi harus diklasifikasikan, diiktisarkan secara akurat
3.
Siklus
KEUANGAN (Finance Cycle)
a. Jumlah
dan waktu transaksi utang harus diotorisaasi sesuai kriteria manajemen
b. Akses
kas dan efek hanya diperbolehkan sesuai
kriteria manajemen
4.
Siklus
PENGELUARAN (Expenditure Cycle)
a. Pemasok
harus diotorisasi sesuai kriteria manajemen
b. Karyawan
yang diperkerjakan sesuai kriteria manajemen
c. Akses
kecatatan kepegawaian, penggajian dan pengeluaran hanya diperbolehkan sesuai
dengan kriteria manajemen
d. Tariff
kompensasi dan pengurangan gaji harus diotorisasi oleh manajemen
e. Jumlah
yang disampaikan kepada pemasok harus diklasifikasikan, diikhtisarkan dan
dilaporkan secara akurat
D.
JENIS-JENIS
PENGENDALIAN INTERN
Berdasarkan TUJUAN, meliputi:
1. Pengendalian
Akuntansi
Meliputi rencana, prosedur dan pencatatan
yang bertujuan menjaga keamanan kekayaan perusahaan dan keandalan data
akuntansinya. Pengendalian ini menjamin bahwa semua transaksi dilaksanakan
sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuai standar akuntansi.
2. Pengendalian
Administrasi
Meliputi rencana,
prosedur dan pencatatan yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen
yang ditetapkan.
Berdasarkan
MANFAAT, meliputi:
1. Pengendalian
PREVENTIF:
Mencegah terjadinya kesalahan, secara
otomatis dilakukan pengendalian/pengecekan. Dirancang untuk mencegah terjadinya
penyelewengan.
2. Pengendalian
DETEKTIF:
Mendetektif kapan kesalahan terjadi dan
dilakukan perbaikan. Dirancang untuk mencegah terjadinya kesalahan.
3. Pengendalian
KOREKTIF:
Memberikan umpan balik berupa informasi
kepada manajemen untuk memperbaiki akibat terjadinya kesalahan. Dirancang untuk
mengoreksi kesalahan atau penyelewengan yang terdeteksi.
Berdasarkan
CAKUPAN, meliputi:
1. Pengendalian
Umum:
Pengendalian terhadap semua aktifitas
pemrosesan data dengan computer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan
fungsi pengolahan data.
2. Pengendalian
Aplikasi:
Mencakup semua pengawasan transaksi dan
penggunaan program-program aplikasi di computer. Untuk menjaga agar setiap
transaksi mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan, diprioses dan
dilaporkan dengan benar.
E.
STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERN
STRUKTUR pengendalian intern adalah
Kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai
Terdiri dari 3 elemen utama:
- Lingkungan pengendali
- Sistem akuntansi
- Prosedur pengendalian
Tanggungjawab manajemen, manajemen bertanggungjawab untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern.
Jaminan yang memadai, dengan mempertimbangkan biaya-biaya manfaat dari pengendalian itu sendiri.
1.
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan pengendalian dalam suatu organisasi adalah
Dampak kolektif dari berbagai faktor dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu:
Dampak kolektif dari berbagai faktor dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu:
a. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Kasadaran
manajemen terhadap pentingnya pengendalian intern, sehingga manajemen akan
menetapkan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
b. Struktur organisasi
Pola
otorisasi dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan. Stuktur organisasi
formal biasanya digambarkan dalam bagan organisasi. Struktur organisasi non
formal muncul jika pola komunikasi tidak sesuai dengan grasi yang ditujukan
dalam stuktur organisasi formal.
c. Berfungsinya Dewan Komisaris
Dewan
komisaris merupakan penghubung antara manajemen dengan pemilik, bertugas untukmengendalikan
manajemen.
d. Komite Audit
Biasanya
dewan komisaris mendelegasikan fungsi-fungsi spesifik ke komite audit. Komite
ini independen terhadap manajemen dan biasanya dibebani dengan keseluruhan
tanggung jawab laporan keuangan, ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
ada.
Agar efektif komite ini berkomunikasi dengan audit intern dan
ekstern. Audit intern melapor ke komita audit untuk memastikan independensinya
terhadap manajemen.
e. Metode pembebanan otoritas dan
tanggung jawab
Pembebanan
harus dilakukan secara formal agar memadai dan kuat dasar hukumnya, misalnya
dalam bentuk memo, pedoman kebijakan dan prosedur.
f. Metode pengendalian manajemen
Teknik-teknik
yang digunakan manajemen untuk menyampaikan instruksi dan tujuan operasi kepada
bawahan dan untuk mengevaluasi hasilnya, anggaran merupakan pengendalian
manajemen.
g. Berfungsinya Audit Intern
udit
intern berfungsi memonitoring dan mengevaluasi pengendalian secara terus
menerus.
Tujuan dari fungsi audit intern: membantu
manajemen dalam menganalisa dan menilai aktivitas dan sistem sbb:
1. Sistem informasi organisasi
2. Struktur pengendalian intern
organisasi
3. Ketaatan terhadap kebijakan
4. Prosedur dan rencana operasi
5. Kwalitas kinerja karyawan
h. Kebijakan dan praktek Kepegawaian
Karyawan
harus kompeten dan memiliki kemampuan dan pelatihan yang mendukung tugas-tugas
mereka. Penempatan yang sesuai dengan kualifikasinya akan menentukan
keberhasilan efektifitas kegiatan.
2.
Sistem
Akuntansi
Terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang dibuat untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi
organisasi dan menyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang
berkaitan.
Sistem
ini dirancang untuk menghasilkan informasi keuangan dan bahkan juga
menghasilkan pengendalian manajemen dan informasi operasional yang tidak
berkaitan dengan akuntansi.
a.
Dokumentasi
Sistem Akuntansi
Prosedur-prosedur
akuntansi harus dirancang di dalam pedoman sistem dan prosedur akuntansi
sehingga kebijakan instruksi-instruksi dapat diketahui secara eksplisit dan
diterapkan secara seragam.
b.
Telusuran
Audit
Digunakan
dalam konsep auditro eksternal yang dibutuhkan opininya terhadap laporan
keuangan perusahaan. Adanya telusuran audit/jejak audit auditor boleh yakin
bahwa SIA dan laporan keuangan yang dihasilkan layak.
3.
Prosedur
Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang
tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang harus ditetapkan
oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan
dapat dicapai.
Prosedur pengendalian dapat dikategorikan
sesuai dengan pengendalian akuntansi intern yang dirancang untuk menjaga
kekayaan perisahaan dan kelayakan laporan keuangan.
Prosedur
pengendalian meliputi:
1. Otorisai
transaksi dan aktifitas-aktifitas yang memadai, membatasi aktifitas pada
orang-orang yang dipilih, mencegah transaksi dan aktifitas yang tidak
diotorisasi.
2. Pemisahan
Tugas, digunakan untuk menghindari adanya kemungkinan bagiseseorang berada pada
posisi melakukan kekeliruan dan ketidakberesan. Serta mengoreksinya sendiri,
tanggung jawab otorisasi, pencatatn transaksi, dan penanganan fisik.
3. Dokumen
dan catatan yana memadai, yaitu desain yang menggunakan dokumen-dokumen dan
catatan-catatan yang memadai untuk
membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian-kejadian yang
memadai.
4. Pembatasan
akses terhadap aktiva, pengendalian dan penjagaan fisik aktiva, penggunaan
aktiva dan pencatatan, seperti fasilitas yang aman dan otoritasasi.
Untuk
akses ke program computer dan file-file data. Pembatasan ini dilakukan untuk
mengurangi terjadinya pencurian dan penggelapan.
F.
ALAT PENGENDALIAN
PEMROSESAN TRANSAKSI PENGENDALIAN INTERN
Dirancang
untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen stuktur pengendalian intern
diimplementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat dalam setiap
siklus transaksi organisasi, yang meliputi:
1.
Pengendalian
Umum
a. Praktik manajemen yang sehat,
meliputi perencanaan, penganggaran,
b. pemilihan karyawan dan supervisi
terhadap karyawan.
c. Pengendalian operasional,
pengendalian yang menekankan pada aspek teknis,sehingga dilimpahkan kepada
manajer operasional.
d. Pengendalian organisasional,
dirancang untuk memberikan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk
tiap bagian perusahaan.
e. Pengendalian dokumentasi, memastikan
bahwa semua komponen sisteminformasi didokumentasi dengan jelas. Dokumentasi
akan memudahkan karyawanmemahami kebijakan yg ditetapkan, memahami hubungan
antar bagian,menjamin bahwa semua prosedur
f. Pengendalian otorisasi, memastikan
bahwa transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen baik umummaupun
khusus.
g. Pengendalian aktiva, memastikan bahwa
aktiva dicatat dan dilaporkan dengan benar.
h. Pengamanan aktiva, untuk menjaga
keaman aktiva, seperti pengamanan akses dan penggunaan, pengamanan dari
kecurian dan kecerobohan
2.
Pengendalian
Aplikasi
a.
Pengendalian
Input
memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dengan teliti,
segera dan lengkap. Pengendalian ini meliputi:
1. Pemeriksaan visual
2. Desain formulir yang baik
3. ferifikasi visual
4. pengecekan digit
5. pengecekan format
6. Otorisasi/ persetujuan
7. Password
1. Pemeriksaan visual
2. Desain formulir yang baik
3. ferifikasi visual
4. pengecekan digit
5. pengecekan format
6. Otorisasi/ persetujuan
7. Password
b.
Pengendalian
Proses
Memastikan bahwa
pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan tidak
ada transaksi yang hilang atau tidak tepat yang dimasukkan ke jalur pemrosesan.
Pengendalian ini meliputi:
1. mekanisasi, konsistensi pemrosesan mekanis atau elektronis
2. standardisasi, prosedur yg seragam, terstruktur dan konsisten
3. pilihan default
4. run-to-run total,
5. penyajian saldo
6. pemadanan
7. akun kliring
8. redundant file
9. koreksi otomatis
1. mekanisasi, konsistensi pemrosesan mekanis atau elektronis
2. standardisasi, prosedur yg seragam, terstruktur dan konsisten
3. pilihan default
4. run-to-run total,
5. penyajian saldo
6. pemadanan
7. akun kliring
8. redundant file
9. koreksi otomatis
c. Pengendalian Output
memastikan bahwa input dan pemrosesan telah berpengaruh terhadap keluaran secara sah dan keluaran telah didistribusi secara memadai.
Pengendalian ini meliputi:
1. rekonsiliasi
2. penyajian umum
3. suspense berkas
4. suspense akun,
5. audit periodik
6. laporan ketidak sesuaian
7. akun kliring
8. redundant file
9. koreksi otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar