BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Auditing
memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan public
sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaan akan memberikan
pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
Auditing
merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya, merupakan
suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas
dari pernyataan seseorang.
Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang di audit.
Pada tanggal 25
Nopember 1995, Comptronix Corpotian mengumumkan bahwa anggota tim menejemen
seniornya melaporkan lebih saji atas laba dan bahwa aka nada penyesuaian yang
material terhadap laporan keuangan yang diaudit tahun sebelumnya. Dalam
investifasi berikutnya, SEC menetapkan bahwa CEO, COO, dan controller /
treasurer Comptonix telah melakukan kolusi melaporkan lebih saji aktiva dan
laba dengan membukukan penjualan, piutang usaha, dan pembelian kredit atas
peralatan secara fiktif.
Tujuan
keseluruhan audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi
apakah akun yang dipengaruhi oleh peroleh barang dagang dan jasa dan
pengeluaran kas untuk perolehan secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang diterima umum.
Siklus perolehan
dan pembayaran adalah siklus transaksi yang meliputi perolehan dan pembayaran
atas barang dan jasa dari pemasok diluar perusahaan.
Terdapat
berberpa fungsi –fungsi bisnis dalam siklus beserta dokumen dan catatan terkait
seperti; permintaan pembelian, pesanan pemebelian, berkas transaksi pembelian,
jurnal atau daftar perolehan , faktur pemasok, memo debet, dan lain sebagainya.
1.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan pembahasan dari makalah
penulis ini ada beberapa masalah yang telah
dikemukakan yang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
mengidentifikasi akun-akun dan kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan
pembayaran?
2.
Bagaimana
penjelasan e-commerce mempengaruhi akusisi barang dan jasa?
3.
Bagaimana
penjelasan metodologi perncanaan pengujian terinci saldo untuk hutang
usaha/dagang dengan menggunakan model risiko audit?
1.3 Tujuan
Masalah
Berdasarkan perumusan
masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui
mengidentifikasi akun-akun dan kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan
pembayaran.
2.
Mengetahui penjelasan
e-commerce mempengaruhi akusisi barang dan jasa.
3.
Mengetahui
penjelasan metodologi perncanaan pengujian terinci saldo untuk hutang
usaha/dagang dengan menggunakan model risiko audit.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pembelian Yang Salah Menyamarkan Kelebihan
Saji Atas Laba
Pada tanggal 25
Nopember 1995, Comptronix Corpotian mengumumkan bahwa anggota tim menejemen
seniornya melaporkan lebih saji atas laba dan bahwa aka nada penyesuaian yang
material terhadap laporan keuangan yang diaudit tahun sebelumnya. Dalam
investifasi berikutnya, SEC menetapkan bahwa CEO, COO, dan controller /
treasurer Comptonix telah melakukan kolusi melaporkan lebih saji aktiva dan
laba dengan membukukan penjualan, piutang usaha, dan pembelian kredit atas
peralatan secara fiktif.
Untuk
menyamarkan kecurangan, eksekutif tersebut membuat seolah-olah bahwa penagihan
kas dari pelanggan telah diterima atas piutang fiktif dan bahwa pembayaran yang
dilakukan terhadap vendor fiktif.
Eksekutif senior
tersebut mengelak pengendalian intern Comptronix dengan menghindari departemen
pembelian dan penerimaan sehingga tidak ada satupun akan menemukan rencana yang
licik tersebut. Penendalian interen perusahaan atas akuisisi dan transaksi
pengeluaran kas biasanya mengharuskan adanya pesanan pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur vendor sebelum pembayaran dapat diotorisasi oleh
COO atau controller/treasurer, yang keduanya ternyata melakukan
kecurangan. Akibatnya, eksekutif tersebut dapat menghindari pengendalian yang
terkait dengan pengeluaran kas dan mengotorisasi pembayaran atas pembelian
fiktif tanpa menciptakan satupun dokumen atas transaksi fiktif.
Siklus transaksi
utama yang ketiga adalah siklus perolehan dan pembayaran (acquisition and payment cycle). Pembelian barang dan jasa mencakup
hal-hal semacam pembelian bahan baku, peralatan, perlengkapan, perbaikan dan
pemeliharaan, riset dan pengembangan.
2.2
Akun
dan Kelompok Transaksi di Dalam Siklus Perolehan dan Pembayaran
Tujuan
keselururhan di dalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk
mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan
apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum. Gambar 18-1 menggambarkancara arus informasi akuntansi melalui
macam-macam akun di dalam siklus perolehan dan pembayaran. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa ada tiga kelompok transaksi yang termasuk ke dalam siklus
itu;
1. Perolehan
barang dan jasa
2. Pengeluaran
kas
3. Retur
dan cadangan pembelian serta potongan pembelian
2.3
Fungsi-fungsi
Bisnis Dalam Siklus Itu Beserta dokumen dan Catatan Terkait
Siklus perolehan
dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Siklus tersebut
biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai
berwenang yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran atas
setiap manfaat yang diterima.
Permintaan
barang atau jasa oleh pegawai kliean adalah titik awal dari siklus. Formulir
permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan perusahaan.
Permintaan Pembelian
adalah permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai yang berwenang. Bentuknya
dapat berupa permintaan perolehan untuk bahan-bahan oleh mandor atau pengawas
gudang, reparasi di luar oleh pegawai kantor atau pabrik, asuransi oleh direktur
perusahaan pada titik pemesanan ulang prespecified (yang telah di program
sebelumnya) yang digunakan oleh computer untuk memulai permintaan pembelian
secara otomatis.
Pesana Pembelian
adalah dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, jumlah, dan informasi
terkait untuk barang dan jasa yang hendak dibeli prusahaan. Dokumen ini
seringkali digunakan untuk menunjukkan otorisasi guna mendapatkan barang dan
jasa. Perusahaan-perusahaan seringkali menyerahkan pesanan pembelian elektronik
ke pemasok yang mengatur pertukaran data secara elektronik (EDI).
Laporan barang
adalah dokumen yang dibuat pada saat barang berwujud dierima yang menunjukkan
deskripsi tentang barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, dan data
lain yang relevan.
Berkas Transaksi Pembelian.
Berkas yang dihasilkan melalui computer yang meliputi semua transaksi perolehan
yang diproses oleh sisteim akuntasi untuk suatu periode, seperti dstu hari,
satu minggu, satu minggu, atau satu bulan. Informasi didalam berkas transaksi
perolehan digunakan untuk bermacam-macam catatan, daftar, atau laporan,
tergantung pada kebutuhan perusahaan. Contoh-contohnya meliputi jurnal
perolehan, berkas induk hutang usaha/dagang, dan transaksi untuk tersebut.
Jurnal atau Daftar Perolehan
Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi perolehan yang biasanya mencakup
nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi seperti
perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, utilitas. Laporan tersebut juga
mengidentifikasi apakah perolehan tersebut dilakukan secara tunai atau secara
kredit.
Faktur Pemasok
adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi serta jumlah barang
dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai,
dan tanggal penerimaan kas. Faktur merupakan dokumen yang penting karena
menyebutkan jumlah uang yang menjadi hak pemasok atas perolehan tertentu.
Memo Debet
adalah dokumen yang menunjukan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok
karena pengemabalian barang atau pengurangan harga. Seringkali, memo debet
mempunyai bentuk umum yang sama seperti faktu pemasok, tetapi memo itu
mendukung pengurangan hutang usaha bukan penambahan.
Voucher.
Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi sebagai sarana formal pencatatan
dan pengendalian perolehan. Voucher meliputi map atau folder yang diisi dokumen
atau paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, tembusan slip
pengepakan, laporan penerimaan barang, dan faktur pemasok.\
Berkas Induk Hutang Usaha/Dagang.
Berkas induk hutang usaha/dagang adalah berkas untuk mencatat masing-masing
perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga perolehan untuk
masing-masing, pemasok. Berkas induk dimutakhirkan dari berkas transaksi
computer perolehan, retur dan pengurangan harga perolehan, dan pengeluaran kas.
Neraca Saldo Hutang Dagang.
Neraca saldo hutang usaha berisi daftar jumlah hutang ke pemasok atau untuk
setiap faktur atau voucher pada satu titik waktu tertentu.
Laporan Pemasok.
Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh pemasok yang menunjukan saldo awal,
perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran ke pemasok, dan saldo akhir.
Saldo dan aktifitas tersebut merupakan pernyataan pemasok atas transaksi untuk
periode tersebut dan bukan pernyataan klien. Kecuali untuk jumlah dan perbedaan
waktu yang diperselisihkan, berkas induk hutang usaha klien seharusnya sama
dengan laporan pemasok.
Cek. Dokumen yang
digunakan untuk membayar setiap perolehan saat pembayaran jatuh tempo. Setelah
cek ditanda tangani oleh orang berwenang, maka cek itu seudah merupakan aktiva.
Oleh karena itu, cek yang sudah ditanda tangani atau orang yang diberi
tanggungjawab atas tugas tersebut.
Berkas Transaksi Pengeluaran Kas. Berkas
yang dihasilkan computer yang meliputi semua transaksi pengeluaran kas yang
diproses oleh sistem akuntasi untuk periode tertentu seperti sehari, seminggu,
atau sebulan. Berkas tersebut juga meliputi jenis informasi sama yang dibahas
pada berkas transaksi perolehan.
Jurnal atau Daftar Pengeluaaran kas.
Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi pengeluaran kas yang meliputi
semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama, yang meliputi
semua informasi yang relevan, tercakup didalam berkas induk hutng usaha/dagang
dan buku bersar.
BAGAIMANA
E-COMMERCE MEMPENGARUHI SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN.
Perushaan-perusahaan
menggunakan opsi Internet dan e-commerce lain utnuk mempersingkat proses yang
mengelilingi perolehan barang dan jasa, sehingga membantu perkembangan revolusi
di dalam proses yang menyangkut manajemen saluran paasokan (supply-chain management)
Informs tentang
deskripsi produk, penentuan harga, jadwal pengiriman , dan syarat lain siap
sedia di Internet melalui situs Web pemasok dan database lain yang mudah
diakses. Agen-agen pembelian mengakses informasi mengenai produk-produk yang
diperlukan dari suatu penyedia layanan kelompok, sehingga dapat memotong proses
pembelian tradisional yang berbasis kertas.
Beberapa
perusahaan menggunakan extranets, yang merupakan jaringan perseorangan yang
dibangun atas dasar tehnologi Internet, yang memudahkan pemasok dan pelanggan
bisnis berkomunkasi dan melakukan bisnis secara langsung didalam lingkungan
yang aman. Perusahaan-perusahaan lainnya memakai lelang bisnis-ke-bisnis yang
diselenggarakan melalui internet untuk melakukan negosiasi pembelian
perlengkapan dan jasa yang dibutuhkan dalam leleng terbuka. Lelang berbasis Internet
ini sering membwa sekelompok pemasok dan pelanggan besar bernegosiasi melalui
portal lelang untuk pembelian barang dan jasa.
Ada macam-macam
gaya lelang, dengan beberapa di antaranya diselenggarakan oleh spesialis pihak
ketiga yang independen sedangkan lainnhya diselenggarakan sendiri oleh pemasok
perusahaan.
2.4
Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Didalam audit
yang umum, akun yang paling banyak menyita waktu unuk diverifikasi dengan
pengujian terinci atas saldo adalah akun piutang usaha, persediaan, aktiva
tetap, hutang usaha, dan beban. Dari kelima akun tersebut, ada empat yang
berhubungan langsung dengan siklus perolehan dan pembayaran. Jumlah penghemetan
waktu dapat begitu besar kalau auditor dapat mengurangi pengujian terinci atas
saldo tiap-tiap akun dengan menggunakan pengujian atas transaksi untuk
memberifikasi efektifitas struktur pengendalian intern perolehan.
Pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus perolehan
dan pembayaran dibagi menjadi dua bidang yang luas: pengjujian atas perolehan
dan pengujian atas pembayaran. Pengujian atas pembayaran berkaitan dengan
fungsi keempat, yaitu pemrosesan dan pembukuan pengeluaran kas.
Otorisasi Pembelian atau Perolehan.
Otorisasi yang memadai atas perolehan merupakan bagian utama dari fungsi ini
sebab otorisasi akan menjamin bahwa setiap barang dan jasa yang dibeli memang
sesuai dengan kepentingan perusahaan dan mencegah pembelian barang yang
berlebihan sehingga tidak diperlukan. Misalkan, pembelian aktiva tetap yang
melebihi batas jumlah harga yan gtelah ditetapkan mungkin memerlukan
persetujuan dewan direksi dan komisaris; pembelian yang relative jarang
terjadi, seperti polis asuransi dan kontrak jasa jangka panjang, disetujui oleh
pejabat tertentu; perlengkapan dan jasa-jasa yang harga perolehannya dibawah
jumlah yang sudah ditetapkan, disetujui oleh mandor dan kepala bagian; dan
beberapa jenis bahan baku dan perlengkapan langsung dipesan secara otomatis
bila jumlahnya menurun sampai tingkat tertentu yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Pemishan Wewenang dan Tanggungjawab Penjagaan Aktiva
dari Fungsi lain. Kebanyakan perusahaan
mempunyai bagian atau departemen penerimaan barang yang bertugas membuat
laporan penerimaan sebagai bahan bukti bahwa barang sudah diterima dan
diperiksa.
Pembukuan Tepat Waktu dan Penelaahan Transaksi
secara Independen. Dalam beberapa
perusahaan, pembukuan kewajiban akibat perolehan dibuat berdasarkan penerimaan
barang dan jasa, dan di perusahaan lain, kewajiban ditangguhkan sampai faktur
pemasok diterima.
Pengendalian
yang penting dalam bagian hutng usaha dan tehnologi informasi adalah
persyaratan bahwa pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses ke kas,
surat berharga yang dapat dipasarkan, dan aktiva lainnya.
Otorisasi Pembayaran. Pengendalian
terpenting dalam fungsi pengeluaran kas meliputi penanda tanganan setiap cek
oleh orang dengan ototrisasi yang memadai, pemisahan tanggungjawab antara
penanda tangan cek dengan pelaksana fungsi hutang usaha, dan adanya pemeriksaan
yang cermat atas dokumen oleh penanda tangan cek pada saat di tanda tangani.
Setelah auditor
mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahannya serta menilai
risiko pengendalian, maka layaklah untuk menetapkan apakah pengujian,
substantif akan dikurangi secukupnya guna memberikan justifiksi (alasan) atas
biaya pelaksanaan pengujian pengendalian.
Perolehan yang Dibukukan adalah untuk Barang dan
Jasa yang Diterima, Konsisten dengan Kepentingan Klien (Eksistensi atau
Keberadaan). Kalau auditor merasa puas bahwa
pengendalian terhadap tujuan ini memadai, pengujian atas transaksi yang tidak
semestinya dan tidak abash dapat dikurangi. Pengendalian yang memadai mungkin
akan mencegah klien untuk memasukkan sebagian beban atau aktiva atas
transaksi-transaksi yang sebenarnya memberikan
manfaat bagi manajemen atau pegawai lain dan bukan bagi satuan usaha yang
sedang diaudit.
Perolehan yang Ada Telah Dibukukan (Kelengkapan).
Kelalaian untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima selalu
mempunyai dampak langsung pada saldo hutang usaha. Karena itu, auditor biasanya
sangat menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan.
Perolehan Telah dibukukan secara Akurat
(Keakuratan). Karena keakuratan banyak akun
aktiva, kewajiban, dan beban tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi
dalam jurnal perolehan, luas pengujian terinci atas banyak akun neraca dan
beban akan tergantung pada evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan. Mislkan,
jika auditor yakin bahwa setiap aktiva tetap telah dinilai dengan benar didalam
buku harian, maka dapat diterima untuk memeriksa lebih sedikit dokumen
perolehan dalam periode berjalan dari pada jika pengendaliannya tidak memadai.
Perolehan Telah Diklasifikasikan dengan Benar
(Klasifikasi). Pengujian terinci atas akun
tertentu dapat dikurangi jika auditor percaya bahwa pengendalian internnya
memadai sehingga dapat memberikan keyakinan yang masuk akal atas klasifikasi
yang benar dalam jurnal perolehan. Pengendalian yang efektif atas klasifikasi,
dua bidang yang sangat dipengaruhi adalah perolehan periode berjalan atas akun
aktiva tetap dan semua akun beban, seperti perbaikan dan pemeliharaan,
prasarana, dan priklanan.
2.5
Metodologi Perancangan Pengujian Terinci Saldo
Untuk Hutang Usaha/Dagang
Karena semua
transaksi siklus perolehan dan pembayaran biasanya mengalir melalui hutang
dagang/usaha, maka akun ini sangat menentukan keberhasilan audit manapun atas
siklus perolehan dan pembayaran.
Hutang dagang adalah
kewajiban yang belum dibayarkan atas
barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Terkadang
sulit untuk membedakan antara hutang usaha dan kewajiban yang masih harus
dibayar, tetapi ada manfaatnya untuk mendefinisikan kewajiban sebagai hutang
usaha kalau keseluruhan kewajiban itu sudah
diketahui dan terhutang pada tanggal neraca. Jadi, akaun hutang usaha
mencakup kewajiban karena perolehan bahan baku, peralatan, prasaran, perbaikan,
dan banyak lagi jenis barang dan jasa yang telah diterima sebelum akhir tahun.
Penggunaan
prosedur analitik dalam siklus perolehan dan pembayarab adalah sama pentingnya
seperti dalam siklus lain, khususnya untuk mengungkap salah
Metodologi
perencangan pengujian terinci atas saldo untuk hutang usaha diikhtisrkan dalam
gambar 18-3.
GAMBAR 18-3
|
Metodologi
Perancangan Pengujian Terinci Atas Saldo Hutang Usaha
|
||||||||||||||||||||||
Tahap
I
Tahap
I
Tahap
II
Tahap
III
|
Signifikan
risiko bisnis klien mungkin timbul karena perubahan-perubahan tersebut tadi,
misalnya, pemasok mempunyai akses yang makin besr ke catatan hutang usaha, yang
memudahkan untuk terus menerus memonitor status saldo hutang usaha dan
melaksanakan rekonsiliasi terinci atas transaksi. Auditor harus memahami sifat
perubahan atas sistem guna mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan
pengendalian manajemen terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji material
atas hutang usaha.
Sebagaimana yang disajikan dalam Gambar 18-3,
setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko bawaan
untuk hutang usaha, maka auditor menggunakan pemahamannya mengenai pengendalian
intern itu untuk menilai risiko pengendalian. Uji substantif terakhir bagi
auditor itu tergantung pada efektivitas relative pengendalian internal yang
terkait dengan hutang dagang.
Penggunaan
prosedur analitik dalam siklus perolehan dan pembayaran adalah sama pentingnya
seperti dalam siklus lain, khususnya untuk mengungkap salah saji dalam hutang
usaha. Table 18-4 mengillustrasikan prosedur analitik untuk akaun neraca dan
laporan rugi-laba dalam siklus perolehan dan pembayaran yang bermanfaat untuk
mengungkap bidang yang memerlukan investigasi tambahan
Salah satu dari
prosedur analitik utnuk mengungkap salahsaji hutang dagang yaitu dengan
bmembadingkan total beban tahun berjalan dengan tahun lalu.
Gambar 18-4
|
Prosedur Analitik
untuk Siklus Perolehan dan Pembayaran
|
|
Prosedur Analitik
Bandingkan Saldo akun beban terkait perolehan
dengan tahun lalu
Telaah daftar hutang usaha atas kewajiban yang
tidak biasa, yang pemasoknya fiktif, dan yang berbunga
Bandingkan masing-masing hutang usaha dengan tahun
lalu
Kalkulasi
rasio seperti pembelian disbanding dengan hutang usaha, dan hutang usaha
disbanding dengan hutang lancar
|
Kemungkinan
Salah Saji
Salah
saji akun hutang usaha dan beban
Klasifikasi
salah saji untuk hutang non-usaha
Akun
yang tidak dibukukan atau akun fiktif, atau salah saji
Akun
yang tidak dibukukan atau akun fiktif
atau salah saji
|
|
Perbedaan
penekanan dalam auditing aktiva dan kewajiban ini secara langsung dipengaruhi
oleh kewajiban hukum akuntan publik. Kalau investor, kreditor, dan pemekai
lainnya menetapkan, setelah penerbitan laporan keuangan yang diaudit, bahwa
ekuitas pemegang saham lebih saji secara material, tuntutan terhadap kantor
akuntan public yang bersangkutan mungkin merupakan hal yang wajar.
Pengujian kewajiban sudah lewat waktu.
Karena akaun kewajiban menenekankan pada kurang saji, maka pengujian kewajiban
yang sudah lewat waktu (out of period
liability) penting untuk hutang usaha.
Periksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas
periode akuntansi berikutnya. Tujuan prosedur audit
ini adalah menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikutnya yang
merupakan kewajiban pada tanggal neraca.
Periksa dokumentasi yang mendasari tagihan yang
belum dibayarkan beberapa minggu setelah akhir tahun.
Prosedur ini dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur diatas dan untuk
maksud yang juga sama. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa prosedur ini
dilakukan untuk kewajiban yang dibayarkan hingga mendekati akahir pemeriksaan
dan bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.
Telusuri laporan penerimaan yang dibuat sebelum
akhir tahun ke faktur pemasoknya. Semua barang
dagangan yang diterima sebelum akahir periode akuntansi, yang ditunjukan oleh
pembuatan laporan penerimaan barang harus dimasukkan sebagai hutang usaha.
Telusuri laporan pemasok yang memperliahatkan saldo
terhutang ke neraca saldo. Apabila klien menyimpan
arsip akun tagihan pemasok, maka laporan yang menunjukan adanya saldo terhutang
pada tanggal neraca dapat ditelusuri ke jurnal atau daftar tersebut unutk memastikan
bahwa saldo-saldo tersebut sudah termasuk dibukukan sebagai hutang usaha.
Kiriman konfirmasi ke Pemasok yang Melakukan Bisnis
dengan Klien. Walaupun penggunaan konfirmasi
untuk hutang usaha kurang umum dibandingkan untuk pituang usaha, akan tetapi hal
ini sering dilakukan untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar
hutang usaha, penghilangan transaksi, dan salah saji saldo akun.
Pengujian pisah batas.
Pengujian pisah batas (out-off) untuk
hutang usaha dimaksudkan untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan
beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca telah dimasukan ke dalam
periode yang sesuai .
Hubungan pisah batas dengan observasi pisik
persediaan. Dalam menentukan apakah pisah batas
hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian pisah batas ini
dikoordinasikan dengan observasi pisik persediaan.
Persediaan masih dalam perjalanan.
Dalam hutang usaha harus dibedakan antara perolehan persediaan berdasarka
franko gudang pembelian (FOB destination) dan fanko gudang penjual (FOB
origin). Pada yang pertama, hak pemilik beralih ke pihak pembeli saat barang
tersebtu telah diterima sebagai persediaan. Oleh karena itu, hanya persediaan
yang diterima sebelum tanggal neraca saja yang dimasukan sebagai persediaan dan
hutang usaha pada akhir tahun.
Perbedaan antara faktur pemasok dan laporan tagihan
pemasok. Dalam memberikan berifikasi penilaian
atas saldo akun, auditor harus membedakan antara faktur pemasok dengan akun
tagihan pemasok. Dalam memeriksa faktur pemasok dan dokumen pendukungnya
seperto laporan penerimaan barang dan pesanan pembelian, auditor mendapakan bahwa bukti penilaian atas masing-masing
transaksi yang andal.
Perbedaan antar laporan tagihn pemsok dan konfirmasi.
Perbedaan utama antara laporan tagihan pemasok dan konfirmasi hutang usaha
terletak pada sumber informasinya. Laporan tagihan pemasok telah disiapkan oleh
pihak ketiga yang independen, tetapi laporan tersebut sudah berada di tangan
klien pada waktu auditor memeriksanya.
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut;
Akun
dan kelompok transaksi di dalam siklus perolehan dan pembayaran yang pertama
perolehan barang dan jasa, kedua pengeluaran kas, ketiga retur dan cadangan
pembelian serta potongan pembelian.
Fungsi
bisnis dalam siklus beserta dokumen dan catatan terkait tersebut adalah terjadinya
setiap bisnis ketika membukukan tiga kelompok transaksi di dalam siklus
perolehan dan pembayaran. Tiga fungsi yang pertama adalah membukukan
pengeluaran kas dan jasa secara kredit, dan proses terakhir adalah membukukan
pengeluaran kas guna pembayaran ke pemasok.
e-commerce
mempengaruhi siklus perolehan dan pembayaran yang telah di gunakan oleh
perusahaan-perusaan yang melalui opsi internet untuk mepersingkat proses yang
mengelilingi perolehan barang dan jasa, sehingga membatu perkembangan revolusi
di dalam proses yang menyangkut manajemen saluran pasokan (supply-chain
management).
Dalam
metodologi perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi untuk siklus perolehan dan pembayaran di bagi menjadi dua bidang yang luas; pengujian atas perolehan dan pengujian
atas pembayaran. Pengujian atas pembelian atau perolehan melibatkan tiga dari
empat fungsi bisnis yang telah dibahas lebih dahulu di dalam pembahasan ini;
pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan
kewajiban.