Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 Februari 2009

CERPEN

Bisikan Bisikan Celaka

pebrinaldi


Pada hari ketujuh setelah kelahirannya kedua orang tuanya telah sepakat untuk memberinya nama Lathif yang dalam bahasa arab berati lembut. Mungkin itu dimaksudkan agar sang anak kelak bisa menjadi orang yang lembut dan bersikap lembut pada siapapun. Seiring berjalanya waktu diapun tumbuh dewasa dan menjadi seorang yang lembut pula. Hati lelaki itu memang sangatlah lembut juga lunak mungkin selunak bubur, sering kali ia menangis karena menahan haru, dan hati yang terlalu sering hancur, perasaan itu benar-benar membuatnya trauma tapi ia sangatlah sering merasakan perasaan itu, perasaan yang sangat sulit ia bunuh, perasaan yang sering ia acuhkan, perasaan yang sangat memaksanya untuk menderita. Ia senantiasa berdiri terpaku untuk memahami dan merenungi semua yang ia rasakan. Sesekali reda dan berkali-kali mendera. Karena wajahnya yang tampak bijak dan bersahaja banyak teman-temannya yang mempercayakannya sebagai tempat bercerita, banyak teman-temannya yang sering bercerita ataupun mencurahkan isi hati mereka yang sekarang mereka namakan curhat. Temannya suka bercerita tentang gadis-gadis pujaan mereka " Thif.....,malam minggu kemarin aku jalan sama dina, aku tembak dia, dan dia terima aku, akhirnya kami jadian dech......., dan kami akan merencanakan kelanjutan hubungan kami, kami mengadakan pertemuan rutin setiap malam minggu dan malam rabu, sepertinya ia mencintaiku......". Lelaki itu sangat terpaksa dan harus berpura-pura memperhatikan temannya yang sedang kasmaran walau hatinya tercabik-cabik, karena ia tahu bahwa kata-kata cinta benar-benar tidak memihak padanya, tuhan telah menganugrahkan cinta yang tiada mungkin bersatu, hati dan dirinya telah benar-benar salah dengan tergila-gila pada wanita yang telah bersuami, bahkan wanita yang tidak mencintainya sama sekali. Ia sering menghibur dirinya dengan kata-kata bijak " Bahwa cinta tak harus memiliki". Tapi ia tahu bahwa sebenarnya kata-kata itu lebih layak untuk orang yang saling mencintai bukan untuk dirinya dengan cintannya yang bertepuk sebelah tangan. Kadang ia berpikir sampai tak habis pikir mengapa ia harus jatuh cinta pada wanita yang telah menjadi milik orang lain, bahkan tinggal satu atap dengannya, tepatnya wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah istri dari kakaknya sendiri, isteri kakak kandungnya. Sungguh bisa jadi pagar makan tanaman bahkan lebih dari sekedar makan tanaman. Ia juga bingung kenapa jatuh cinta saja kok milih-milih dan parahnya yang dipilihpun kok harus ibu dari kedua keponakannya. Ia tidak ingin jatuh cinta pada wanita itu tapi bagaimana bisa ia ingin melupakan wanita itu tapi bagaimana bisa pula, tiap hari bertatap muka. Kata orang jawa "Witing tresno jalaran soko kulino" asal dari pada cinta yaitu, karna keseringan. Keseringan memandang, keseringan bertemu, keseringan mendengar dan keseringan dalam hal apapun. Itu memang benar dan ia benar-benar mengalaminya. Benar-benar sudah dua tahun ia memendam perasaan itu. Ya....,tepatnya sejak kedatangannya ke kota yang dia anggap kota sialan itu. Kota dimana kata orang-orang penuh dengan harapan. Harapan tai kucing... pikirnya. Kalau tidak karena desakan ayahnya untuk mencari pekerjaan ia tak akan mungkin merangkak ke jakarta untuk tinggal serumah dengan kakakya itu. Kata ayahnya percuma kalau sekolah tinggi-tinggi lulusan fakultas ekonomi pekkerjaannya cuma nongkrong diteras rumah atau show di pinggir jalan. Ia masih ingat kata-kata ayahnya, " Thif...Lathif...., mendingan kamu cari pengalaman ke Jakarta, toh disana ada kakakmu yang sudah jadi orang sukses, kamu bisa tinggal di sana tanpa repor-repot cari kos-kosan. Siapa tahu kamu bisa sukses disana, nasib orang siapa yang tahu". *** Akhirnya dengan keterpaksaan yang ia nikmati ia dapat tinggal dirumah itu. Namun dengan diam-diam, dirumah itu ia jatuh hati untuk kesekian kalinya. Ya..... cinta yang tak seharusnya......, ya...... kakak iparnya memang bisa dibilang cukup cantik untuk ukuran wanita. Terlalu sering ia mencuri-curi pandang wajah cantik kakak iparnya itu dari korden kamarnya di sebelah ruang keluarga, sungguh wanita yang mempesona, wanita itu memang tidak sempurna tapi hampir, segalanya tentang wanita itu benar-benar membuatnya bernafsu, ia kerap berhayal seandainya posisi kakaknya ia gantikan atau ia menjadi kakaknya. Ia benar-benar menikmati keterjatuhanya. Cinta memang begitu indah namun disisi lain ia benar-benar merasakan rasa sakit yang amat sangat, merana, cemburu, panas, sakit hati dan yang semacamnya. Hatinya sering mendidih bila ia melihat atau sekedar mendengar wanita yang ia cintai itu sedang bercumbu dengan kakaknya, bersendau gurau dengan anak-anak mereka, sungguh sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Sungguh kebahagiaan yang menyakitkan baginya. Karena perasaan-perasaan itu ia banyak bersikap aneh pada kakaknya sendiri, ia menganggap kakaknya sebagai orang yang berkali-kali membunuh dan menyayat-nyayat kebahagianya. Sifat lemah -lembut dan pendiamnya dengan sempurna menutupi segala apa yang ada didalam hati dan pikiranya. Tidak seorangpun yang tau tentang ketidakwajaran atas cintanya yang terlarang. Bahkan sang kakak merasa bahwa semua baik-baik saja, benar-benar kebusukan yang tersembunyi rapi, ia menyadari itu, tapi rasa cinta telah membuatnya tidak bisa berbuat banyak . Menyakitkan ....., pedih.......yang selalu ia rasakan dan ia pendam sendiri. Pernah ia berpikir untuk meninggalkan tempat itu, rumah itu. Entah kemanapun yang penting tidak lagi tinggal serumah dengan perempuan itu. Namun berbagai kemungkinan buruk akan membuatnya repot untuk itu. Ia pasrah dan masih mencintai perempuan itu, entahlah........pikirnya. Semua memang sudah ada yang mengatur pikirnya, buktinya ia masih tetap mencintai perempuan itu meskipun ia tidak suka untuk mencintai perempuan itu. Rasa cinta yang selalu ia benci. Rasa cinta yang bertolak belakang dengan lubuk hatinya, entahlah........... Memang semua sudah diatur .Ia hanya hanya satu tokoh saja dari beribu tokoh dengan kisahnya sendiri-sendiri. Ia cuma satu tokoh yang memerankan diri dalam sandiwara dunia yaitu sebagai lelaki yang cintanya sudah terlarang. Saat itu seluruh rongga hati dan dirinya telah dipenuhi oleh perempuan kakaknya itu. Tiada tempat bagi yang lainya. Ia senantiasa berharap untuk mendapatkan perempuan itu walaupun jandanya. Tapi itu harapan terlarang. Cinta memang buta. Yach....., biarlah semua berjalan apa adanya. Senin pagi itu kakaknya tergesa-gesa lantas menemuinya dan memberinya informasi , ***" Thif..., mungkin besok kakak akan pergi ke bandung. Kakak dibutuhkan di kantor cabang sana. Ya... mungkin sekitar tiga atau empat hari. Titip... mbakmu ya....., juga ali sama riski...!", " Ya Mas....." sahutnya dengan nada datar. Sudah satu hari sang kakak meninggalkan rumah, istri ,serta anaknya. Namun semua masih baik-baik saja. Istri sang kakakpun masih bersikap seperti bisaa, ia benar-benar tak tau bahwa adik dari suaminya itu benar-benar tergila-gila pada dirinya. Pada lathif, ia bersikap sebagaimana sikap seorang kakak terhadap adiknya. Sungguh perempuan yang tak pandai membaca pikiran serta gerak-gerik orang lain. Hari pertama berlalu dan semua baik-baik saja. Hari kedua juga baik-baik saja, tapi bagi perempuan itu. Dan tidak bagi lathif . pikirannya berkecamuk hebat. Ada sesuatu yang sangat dekat berbisik: " Lathif....Lathif...., kamu tak lebih dari seorang banci. Ini kesempatan bagi kamu untuk meluapkan semua yang ada dalam hatimu. Mumpung kakakmu sedang tidak dirumah."Ada pula bisikan dengan suara lembut, dekat sekali " Lathif.... jangan pernah kau berpikir yang tidak jelas, atau sekedar terbesit , jangan.....!" Nafsu memang cenderung biadab, iblis mempunyai nyali yang sangat kuat untuk menjerumuskan manusia, tak akan pernah menyerah sebelum manusia bisa sebiadab mereka. Nafsu memang punya banyak perbendaharaan kata-kata indah untuk menjebak menusia. Ia berbisik lagi, " Ayo.... tunggu apa lagi lihat perempuan itu! Cantik.....,, seksi....., sungguh disayangkan kalau kamu menyiakan kesempatan yang belum tentu datang untuk yang kedua kali." Sang akalpun tak mau kalah, akal juga berkata, " Lathif....., sebelum kamu melakuan sesuatu selayaknya kamu pikir-pikir dulu , semua itu akan berakibat buruk bagi kamu dan dan keluargamu, itu maksiat, itu haram......, kau akan menanggung azab dunia akhirat, pikirkan itu.....!" Nafsu tetap membantah, dan berkata , " Yach...., persetan dengan akibat. Bukankah rasa cintamu padanya tak terkalahkan oleh apapun. Daripada kamu menahan rasa sakit terus-terusan, tuhanpun pasti memaklumi keadaan kamu, toh..... Dia yang menyuruhmu jatuh cinta pada perempuan itu. Buktinya kamu tak ingin mencintai dia, tapi dia tetap dihatimu. Tuhan telah menentukanmu untuk itu, Ayo..... Jamahi dia , Takan ada yang tahu....., Tuhan pasti juga memakluminya. Bukankah tuhanmu maha pengampun, setelah kau melakukan lalu kau tobat dan tuhan akan mengampunimu, dan semua selesai." Akal tetap mempertahankan yang dikehendakinya ,dan berkata lagi, "Hei.....Lathif, ikuti hati kecilmu jangan dengarkan kata-kata manis iblis, perempuan itu kakakmu, apakah engkau dilahirkan untuk menzinai kakakmu sendiri...? atas nama cintakah kau mau menzinai kakakmu sendiri.....? kalau begitu engkau telah salah besar memaknai cinta, dan tak ada satu alasanpun bagimu untuk diperbolehkan berzina. Berkatalah Na'udzu billah........." Nafsu membalas kata-kata suci akal, dengan berkata :'' Ayo lakukan......, jangan hiraukan celotehan si akal, akalmu memang tidak suka melihatmu bahagia, sejak dulu kau selalu ditahanya untuk melakukan keinginanmu, bahkan sampai sekarang. Inilah saatnya memberontak. Kau jangan mau diperintah-perintah lagi oleh akal. Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan . kau punya daya.......untuk membahagiakan dirimu dengan melawan akal yang menyengsarakanmu." Akalpun terus menyela dan berkata :" Sudahlah...... jangan kau korbankan dirimu demi nafsu, sekarang beranjaklah dan ambilah wudhu, tenangkan dirimu....., Istighfar......!." Lathifpun segera bergegas ambil air wudhu dan beristighfar memohon ampun. *** Perempuan itu tiba-tiba datang dan memberinya sebuah bungkusan dan menyapanya: " Thif.... maaf ya...., mbak tadi tidak sempat masak, itu nasi bungkus mbak beli dari warung sebelah, ayo dimakan...! " Setan memang bersiaga dimana-mana untuk melanjutkan rencana -rencana biadabnya.Lathif juga membalas sapaanya :" Mbak sendiri sudah makan apa belum?". " Sudah kok , saya sudah sarapan tadi sama anak-anak sebelum mereka berangkat sekolah. Semua sudah makan kok...! tinggal kamu saja yang belum. Eh....., tumben pagi-pagi kok wudhu....., mau sembahyang ya...? Sudah ya..... mbak tinggal dulu" Setelah perempuan itu pergi ia mendengar bisikan-bisikan lagi dan itu sangat kuat terdengar :" Lihatlah......perempuan itu! sempurna. Tidak salah kamu jatuh hati padanya, ayo lakukan tunggu apalagi, zinailah perempuan itu dan tak ada lagi sesuatu yang mengganjal di hatimu. Itu takdir. Perempuan itu juga telah ditakdirkan untuk kau zinai.......!, ayo....... mumpung lagi sepi, jam segini tetangga juga lagi pada kerja" Diam-diam lathif mengunci semua pintu masuk, menutup korden rapat-rapat, perempuan itu masih di depan televisi, dia sedang asyik Menonton telenovela. Lathif ingin mendekat tapi ragu, ia pun akhirnya mendekati perempuan itu, ia berkata" Mbak...... sudah dua tahun aku menahan perasaan sakit ini, aku tak kuat lagi...." Perempuan itu memandangi lathif, dengan tatapan bingung ia bertanya :" Apa maksud kata-katamu itu? Sungguh aku tak paham!......" Dengan wajah menegang Lathifpun menjawab :" Ya...., kau memang takkan pernah bisa memahami. Mbak....aku mencintaimu" Sambil sedikit tertawa perempuan itu berkata lagi :" Hh......, kau suka bercanda...!" *** Dengan kasar lathif yang dikenalnya lembut itu menjadi beringas, cinta memang bisa mengubah kelembutan menjadi keganasan, cinta memang bisa memutar balikan fakta. Lathif telah terbakar bisikan-bisikan, ia menarik tangan perempuan itu dengan kasar, perempuan itu meronta dan berteriak sekuat tenaga "Tolong........,tolong......." Dengan cekatan pula lathif membungkam mulut manis perempuan itu dengan sarung bantalan sofa. Ia membawanya ke kamar dengan menyeretnya. Perempuan itu sungguh malang.ia tak lagi berkutik. Kedua tanganyapun telah terikat. Ia hanya bisa sedikit meronta, namun itu tak berarti. Dengan kasar pula ia menanggalkan pakaian perempuan itu satu persatu, ia merasa dirinya beringas bagai seekor srigala yang menerkam mangsanya dan melumatnya habis. Semua berjalan begitu saja. Masih terdengar sebuah lagu berasal dari ruang keluarga, lagu yang menandakan tontonan telenovela sudah usai. Perempuan itu masih terisak isak, seakan tak percaya pada apa yang baru saja terjadi padanya. Hal yang tak pernah terpikirkan olehnya, walau dalam mimpi buruknya sekalipun. Lathif juga masih terengah-engah menahan nafasnya. Pikiranya sangat kacau. Dalam keadaan kacau tiba-tiba ia mendengar sebuah bisikan yang sangat dekat :" Hei lathif...., kau telah memperkosa kakakmu sendiri, ini nyata, kau telah memperkosa perempuan itu. Kau tau apa yang akan terjadi setelah ini.keuargamu akan menanggung malu yang tak pernah ia tanggung sebelunya, bayangkan seorang adik tega memperkosa kakak iparnya. Kau juga akan diasingkan oleh keluargamu kau akan dipenjara, ayah dan ibumu akan mengacuhkanmu. Kau tak ingin semua itu terjadi kan. Satu-satunya cara adalah bunuh perempuan itu, kalau tidak mulut manisnya akan membawamu ke sel tahanan. Haa.....ha..... semua keputusan ada padamu.kau telah memperkosanya kenapa tak kau bunuh saja dia sekalian. Lalu kau pergi dan kau bisa menjelaskan pada kakakmu bahwa kau tak tau tentang hal itu karna kau memang tidak dirumah saat itu. Dan semua akan baik-baik saja . ayo..., bunuh saja dia...., setelah dia mati kau takan jatuh cinta lagi padanya. Dan itu yang kau harapkan dari dulu bukan...!" Lathif terdiam dan masih menahan nafas, sementara perempuan itu masih terus menangis dalam keadaan mulut terbungkam. Semua mengalir bagaikan air. Lathif mengambil gunting potong yang tergeletak di meja rias dan menusukanya tepat ke jantung perempuan malang itu. Perempuan itu menangis tapi tidak berkutik.Darah berceceran menghiasi seprai putih bagai lukisan mawar merah. ***Lathif ikut menangis. Ia tak tau atas alasan apa dia menangis. Dengan mata nanar ia memandangi perempuan yang telah memikat hatinya yang sekarang tidak memikat sama sekali. Dengan mata nanar pula ia memandangi cermin rias , di depanya tampak sosok yang asing yang telah lama ia kenal. Di depan cermin ia melihat sosok menyeramkan . dia merasa matanya tajam setajam mata srigala. Giginyapun runcing seruncing gigi srigala. Tanganya yang memegang gunting berlumuran darah kini penuh cakar bagaikan srigala. ia yakin bahwa itu memang dirinya. Ia masih menangis lirih. Semua hening. Dalam keheningan itu ia mendengar bisikan-bisikan lirih, "Memang tak lebih dari seekor srigala, semua telah menghancurkanmu dan kau hancurkan, tak ada lagi yang bisa kau harapkan dan kau lakukan kecuali satu, Mati........!" Lathif tertegun. Dan semua mengalir saja bagaikan air.

Tidak ada komentar: